Rabu, 01 Mei 2013

MAY DAY, BURUH TURUN KE JALAN LAWAN KETIDAKADILAN




(PERANG DUNIA XXX) --- Jakarta// Di tengah-tengah puluhan ribu buruh yang memadati depan Istana Merdeka dan sekitarnya memperingati May Day, Ketua Presidium Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan bahwa mereka turun ke jalan untuk melawan ketidakadilan terhadap buruh, Rabu (1/5), Jakarta Pusat.

“Hari ini kami datang ke simbol negara ini. Kami sengaja turun ke jalan hanya untuk mengatakan kami melawan rasa ketidakadilan,” kata Said dalam orasinya di depan Istana Merdeka.

Said mengungkapkan bahwa kaum buruh memberi apresiasi kepada pemerintah yang telah menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan keluarnya aturan pelarangan tenaga kerja Out Sourching. Namun Said menyayangkan, seiring dengan itu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik.

“Tiga alasan kenapa kita menolak kenaikan harga BBM, yaitu sewa rumah akan naik, biaya angkutan naik dan harga barang pun akan naik. Ini akan menurunkan daya beli buruh sebesar 30 persen,” tegas Said.

Menurut Said, buruh memiliki peran sumbangsih yang besar kepada bangsa. Penetapan May Day sebagai hari libur nasional mulai tahun depan, menunjukkan pengakuan negara terhadap pentingnya peran buruh.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Presidium Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea mengatakan masih banyak masalah yang dihadapi buruh di Indonesia. 

“Buruh bukan sekedar alat produksi, tapi buruh adalah manusia yang punya hak dan kedaulatan yang penuh di Republik Indonesia ini,” kata Andi.

Andi juga mengkritisi rencana pemerintah menaikkan harga BBM.

“Walau tertunda-tunda, pemerintah berencana menaikkan harga BBM. Kami harap pemerintah mempertimbangkan kenaikan harga BBM,” kata Andi.

Berbagai tuntutan di May Day 2013 

Di bawah kendali tiga konfederasi buruh yang bersatu, KSPSI, KSPI dan KSBSI (Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia), lebih seratus ribu buruh yang memadati Istana Merdeka dan sekitarnya menyuarakan tuntutan yang seragam.

Bebagai spanduk menuliskan Hapus Buruh Out Sourching, Tolak Union Busting dan Kriminalitas Buruh, Tolak Upah Murah, Tolak Penangguhan Upah, Jalankan Jamkes mulai 1 Januari 2014, Revisi PP No 101/2012, Tolak RUU Ormas dan Kamnas, serta Tolak Kenaikan BBM.

Sejak pukul delapan pagi, ribuan buruh sudah mulai berdatangan ke sekitar Istana Merdeka, Monas dan Bundaran HI. Massa terbesar dikumpulkan di sepanjang jalan MH Thamrin. Mereka sempat menahan diri hingga massa buruh yang terhambat di Semanggi tiba bergabung. Tepat pukul 12 siang, massa buruh terbesar mulai bergerak menuju istana dan bergabung dengan kelompok buruh yang telah berorasi di depan istana.

Aksi May Day yang menurut data rencananya lebih dari 600 ribu di berbagai wilayah Jakarta, terbagi di dua titik besar, yaitu di depan Istana Merdeka dan di depan gedung DPR/MPR.

Menurut keterangan Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol. A.R. Yoyol yang dikonfirmasi oleh MINA menyebutkan bahwa aksi buruh di Jakarta terjadi di 29 titik. Namun Yoyol menyebut aksi di sekitar Istana Merdeka hanya 50 ribu dan di depan gedung DPR/MPR sekitar 2.500 massa buruh yang kebanyakan berasal dari Banten.

“Polres menurunkan 12.000 personil polisi yang ditempatkan di berbagai titik. Dari TNI 2.000 personil,” kata Yoyol.

Pukul 15.00 WIB, para buruh yang berasal dari wilayah Jabodetabek, juga Kerawang dan Purwakarta, mulai menyebar meninggalkan depan Istana Merdeka sambil melakukan long march ke berbagai titik sekitar Monas dan Bundaran HI. Namun sebagian organisasi serikat buruh tetap bertahan melakukan aksi hingga sore. Aksi May Day berlangsung damai dan kondusif. 

(Liputan langsung aksi demo May Day di depan Istana Merdeka dan sekitar Monumen Nasional).

Foto-foto dari berbagai media:
 

 

 

 

 

 



 


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar